DATA KAJIAN BANGUNAN BENDUNG
Kajian bangunan bendung yang sudah ada sangat diperlukan
untuk menentukan tinggi pembendungan dan tinggi empangan di sungai, dengan
memperhatikan berbagai masalah lain yang mempengaruhinya selama masa
pengoperasiannya.
q Data Umum
Data
umum yang diperlukan untuk pembuatan bendung adalah :
-
Data
topografi
-
Data
hidrologi
-
Data
geoteknik
q Data yang diperlukan
berdasarkan keperluannya
Data
yang diperlukan untuk kajian bangunan bendung ditinjau dari keperluannya:
1).Untuk irigasi,
diperlukan data:
§ Luas daerah yang
akan diairi.
§ Kebutuhan air yang
tergantung pada jenis tanaman, pola tanam, waktu dan sebagainya.
§ Data hidraulik dan
geometri struktur bangunan antara lain bangunan
bagi pertama.
§ Ketersediaan dan
kualitas air.
§ Kandungan sedimen.
§ Data
dituangkan dalam gambar-gambar jaringan dan petak irigasi.
2) Untuk
perikanan, diperlukan data-data :
§ Jumlah
air yang dibutuhkan untuk operasi.
§ Peralatan
(antara lain pompa, aerasi) yang diperlukan untuk budi daya.
§ Kualitas air.
3).Untuk memenuhi
kebutuhan air bersih, diperlukan data :
§ Kebutuhan
pembendungan untuk melayani jaringan air minum.
§ Volume air yang
dibutuhkan per satuan waktu.
§ Cara,
teknik penyadapan dan distribusi air serta kualitas air.
4). Untuk
prasarana pembangkit listrik tenaga air diperlukan data tinggi tekan dan debit air untuk :
§ Menggerakan turbin.
§ Kapasitas turbin.
§ Sistem operasi
pembangkitan turbin.
§ Kualitas air.
5). Untuk prasarana
pengatur atau pengendali banjir dan atau muatan sedimen diperlukan data :
§ Daerah yang perlu
diamankan.
§ Kapasitas pengaliran
sungai atau cabang sungai dalam hal menyangkut banjir dan sedimen.
6) Untuk
pengendali dasar sungai, diperlukan data :
§ Geometri
sungai yang lebih luas.
§ Data
bangunan air di udik dan hilirnya yang akan terpengaruh oleh bangunan yang akan
didesain.
7). Untuk
pelimpah kantong penangkap sedimen (antara lain lahar, hasil erosi medan) diperlukan
data : jenis, jumlah, sifat material sedimen yang akan melewati bendung.
8) Untuk
prasarana navigasi diperlukan data :
§ Keadaan
pasang surut muka air laut.
§ Gelombang.
9) Untuk penghadang
instrusi air asin diperlukan data :
§ Kegaraman
dari muara, baik pada musim hujan maupun kemarau.
§ Keadaan
pasang surut muka air laut.
§ Gelombang
DATA MORFOLOGI SUNGAI
q Data Sungai
Data sungai yang diperlukan dengan memperhatikan
faktor-faktor antara lain :
1). Bentuk dan ukuran
alur, palung, lembah.
2). Kemiringan dasar
sungai : sungai terjal dan landai.
3). Lokasi
daerah aliran : udik, tengah, hilir, pegunungan dan dataran.
4). Jenis,
sifat lapisan dan material : dasar sungai, tebing dan lembah.
5). Perubahan
geometri sungai ke arah vertikal : sungai beragradasi, sungai berdegradasi,
sungai tetap.
6). Perubahan
geometri sungai ke arah horisontal : sungai berliku, lurus, berjalin.
7). Rembesan
air dari atau ke dalam alur : sungai influen dan efluen.
q Data Geometri Sungai
Data
geometri sungai berupa bentuk dan ukuran dasar sungai terdalam, alur, palung dan
lembah sungai secara vertikal dan horisontal, mencakup parameter:
1).Panjang
2).Lebar
3).Kemiringan
4).Ketinggian
5).Kekasaran, mencakup
kekasaran dasar, tebing alur dan palung sungai dapat ditetapkan berdasar
perhitungan dengan menggunakan hasil pengukuran, keadaan material dasar sungai
dan atau dengan penyelidikan hidraulik atau dengan menggunakan referensi, data
tersebut dapat diperoleh dengan cara :
§ Pengukuran langsung
di lapangan, untuk membuat peta situasi medan
sungai, penampang memanjang dan melintang sungai.
§ Foto udara dan
penginderaan jarak jauh untuk peta medan .
q Data Hidrograf
Aliran
Hidrograf
aliran yang diperlukan berupa hidrograf
muka air. Hidrograf debit merupakan keluaran parameter data hidrologi di dalam
Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan gejalanya yaitu aliran kecil dan besar.
Data
yang diperlukan untuk desain yaitu :
1). Aliran besar atau
banjir, diperlukan untuk memperhitungkan keamanan dan resiko terhadap bahaya
pelimpasan, tekanan statik dan dinamik aliran terhadap struktur;
faktor-faktornya : debit puncak, selang
waktu mencapai puncak aliran, kecepatan naik turunnya aliran, volume
aliran/banjir, tinggi banjir, tinggi muka air.
2). Aliran kecil atau
sedang untuk mempelajari antara lain pengaruhnya terhadap geometri sungai dan
analisis ketersediaan air untuk rencana pemanfaatan air sungai; faktor yang
perlu diketahui : lengkung debit dan hidrograf aliran.
3). Frekuensi kejadian
debit dan muka air sungai, baik untuk debit besar maupun kecil.
4). Dua metode yang
dapat digunakan untuk memperoleh data debit : analisis data aliran sungai hasil
survai dan penyelidikan hidrometri dan atau hasil perhitungan hidrolika sungai;
penggunaan analisis data hujan harus dilakukan dengan hati-hati terhadap
anggapan yang digunakan dalam model hidrologi; kalibrasi dan pengecekan kejadian
dengan logika lapangan serta uji model fisik perlu dipertimbangkan.
q Data Angkutan
Sedimen
Data
angkutan sedimen diperlukan adalah data yang berkaitan dengan gejala, parameter
dan ukuran dalam dimensi
ruang dan waktu, gejala-gejala yang dapat
menimbulkan
masalah tersebut diketahui dari hasil pengamatan, pengukuran periodik, dan bila
perlu ditunjang dengan uji model hidraulika, gejala angkutan sedimen yang biasa
dijumpai adalah :
1). Angkutan atau muatan
sedimen berupa muatan dasar dan muatan layang dengan parameter : jenis
material, gradasi diamater butir dan volume atau berat per satuan waktu;
penggunaan rumus-rumus angkutan sedimen
harus dilakukan penyesuaian terlebih dahulu dengan kondisi lapangan terutama sifat
morfologi dan geologi sungai.
2). Degradasi atau
penurunan dasar alur dan atau palung sungai, dengan parameter : panjang, lebar dan dalam.
3). Agradasi/sedimentasi
atau peninggian dasar alur dan atau palung sungai dengan parameter : panjang,
lebar dan dalam dikaitkan dengan satuan volume, dan waktu.
4). Penggerusan lokal
sebagai akibat gangguan terhadap aliran sungai oleh struktur alam atau buatan,
dengan parameter : panjang, letak dan dalam tempatnya dikaitkan dengan satuan
waktu.
5). Penggerusan tebing
akibat aliran helikoidal atau spiral dan atau pusaran air yang dapat
mengakibatkan longsoran tebing;
parameternya meliputi : panjang, lebar dan dalam.
6). Gejala berlikunya
sungai didaerah yang memanjang dengan parameternya panjang dan lebar, tertuang
pada denah.
7). Pengendapan lokal,
yaitu pengendapan material yang terjadi antara lain mengikuti proses
penggerusan lokal/penggerusan tebing atau berlikunya sungai.
8). Berjalin, yaitu
kombinasi gejala berlikunya sungai dan pengendapan setempat yang banyak
jumlahnya : parameternya meliputi panjang, lebar, dalam dan denah, yang besarnya umumnya lebih
panjang dari pada sungai berliku.
9). Benturan dan abrasi
oleh material batu pasir keras yang terbawa aliran terhadap struktur bangunan,
tebing dan dasar sungai.
10). Penghanyutan
material oleh rembesan (gejala erosi buluh) pada sisi kiri, kanan dan
dibawah bangunan air, dengan
parameternya berupa diameter dan volume per satuan waktu.
q Data Bangunan Air
Data
bangunan air yang dimaksud adalah tempat dan jenis atau tipe semua bangunan dan
bangunan umum lain di sungai yang mempunyai dampak timbal balik terhadap
morfologi sungai di bagian udik dan hilir bangunan tersebut.
q Data Hidraulika
Bangunan Air
Data
hidraulika bangunan air meliputi :
1). Penentuan bentuk
hidraulika yang aman bagi bangunan dan atau bagian-bagiannya, harus
diperhitungkan perubahan morfologi sungai dan sifat-hidrauliknya yang akan
terjadi.
2). Sifat hidraulik
bangunan tercermin dalam rumus-rumus yang menyatakan hubungan antara gejala dan
parameter aliran; sifat tersebut sangat bergantung kepada tipe, ukuran dan
operasi bangunan.
3). Rumus tersebut di
atas antara lain : rumus tentang kapasitas peluapan, peredam energi, penggerusan
setempat, perkolasi, lengkung debit, pengendalian angkutan sedimen, penjalaran
gelombang dan kavitasi.
4). Koefisien dalam rumus untuk desain hidraulik, ditetapkan
berdasarkan tipe dan ukuran bangunan dan unsur morfologi sungai; koefisien ini
diperoleh dari hasil analisis penyelidikan dan pengujian di laboratorium, di
lapangan dan atau dari pustaka yang umum digunakan dan sudah teruji
kesahihannya.
q Data Aspek Lingkungan
Data
aspek lingkungan untuk AMDAL yang
mempengaruhi perubahan morfologi sungai antara lain : penambangan bahan galian
C, pekerjaan pengerukan, perbaikan alur sungai, pembuangan material ke sungai,
transportasi sungai, pengaruh kelautan (antara lain kegaraman, sedimentasi dan
erosi akibat gelombang, arus dan pasang surut). Morfologi sungai juga dapat
berubah akibat dibangunnya bangunan di sungai, dan nilai fungsi, kestabilan dan
keamanan bangunan yang ada.
DATA
GEOTEKNIK
Data
geoteknik yang diperlukan bagi pekerjaan desain bendung diantaranya :
1). Geomorfologi
disekitar daerah rencana bendung/lokasi bendung yang meliputi:
·
Penyebaran
keadaan daerah (dataran, perbukitan atau pegunungan) beserta elevasinya.
·
Pembagian
jenis permukaan tanah atau batuan secara umum, dan pola aliran.
2). Stratigrafi
disekitar daerah rencana bendung/lokasi bendung secara umum yang meliputi :
·
Penyebaran
tanah atau batuan baik secara vertikal maupun horisontal dibuat dalam bentuk
penampang memanjang dan melintang bendung.
· Sifat-sifat
fisik dan teknik lapisan tanah dan batuan.
3).
Struktur geologi dan
kegempaan disekitar daerah rencana bendung/lokasi bendung
diantaranya :
· Lokasi
dan sifat daerah patahan, kekar dan longsoran.
· Lokasi
pusat sumber gempa dan perapatan gempa.
4).
Sifat fisik batuan dan tanah di sekitar lokasi rencana
bendung/lokasi bendung meliputi : berat jenis, kadar air, konsistensi dan
kepadatan, gradasi butiran, keausan, kekerasan, susunan butir tanah/batuan :
sifat regangan dan susutan, kandungan mineral.
5).
Sifat rekayasa tanah atau bangunan meliputi : pemampatan,
kekuatan geser, modulus elastisitas, kelulusan air, daya dukung.
DATA
BAHAN BANGUNAN
Pemilihan
bahan yang akan digunakan untuk bangunan irigasi dan perlengkapannya harus
diperhatikan ikhwal sebagai berikut :
1).
Sumber dan jumlah yang tersedia.
2). Jenis, dan ketahanan
umur.
3). Sifat fisik dan
teknik bahan bangunan yang terdiri dari : berat jenis; gradasi butiran; keausan
dan kekerasan; kandungan mineral; sifat pemadatan, pemampatan, kekuatan geser,
modulus elastisitas dan hasil pemadatan.
4). Persyaratan
kualitas.
5). Peralatan.
6). Transportasi (sarana
angkutan).
7). Penyimpanan.
8). Kemudahan
pengerjaan.
9). Nilai ekonomis.
DATA
PERMESINAN DAN PERALATAN
Perlengkapan
tambahan bangunan irigasi dan bendung (antara lain motor, dan beton precast)
yang sudah jadi atau produksi industri agar dipertimbangkan data spesifikasinya,
meliputi :
1). Panjang, lebar,
tinggi dan ruang yang diperlukan untuk transportasi, operasi mesin dan alat.
2). Berat dan gaya-gaya
lain yang ditimbulkan oleh mesin dan alat, harus dipikul oleh bangunan bendung.
3). Cara pemasangan,
alat bantu pemasangan dan gaya-gaya yang harus dipikul oleh bangungan bendung
pada saat pemasangan mesin dan alat.
DATA
PERENCANAAN DESAIN JARINGAN IRIGASI
Dalam rangka survai untuk keperluan pengukuran dan
perencanaan jaringan irigasi akan dilakukan pengkajian terhadap hal-hal sebagai
berikut :
1). Setiap saluran,
sungai dan jalan serta bangunan lain yang ada di lokasi tersebut akan ditinjau
dan dicatat secara mendetail dan disertai sket keadaannya secara lengkap dan jelas.
2). Semua peta dan atau
gambar yang bersangkutan yang ada, akan dibawa selama peninjauan sampai dimensi
yang penting dan elevasi bangunan di lapangan
diukur sekali lagi dan dicatat. Lokasi-lokasi yang berbeda dari peta/gambar
yang ada perlu dicatat dan disket. Apabila gambar bangunan tidak tersedia maka
sket kecil dengan dimensi yang lengkap akan dibuat sesuai keadaan di lapangan
dan sket tersebut dibuat oleh Tim Perencana Penyedia Jasa.
3). Kebutuhan untuk
tanaman di petak sawah dan petak tersier akan ditinjau secara mendalam,
berdasarkan studi-studi terdahulu yang digunakan dalam perencanaan Jaringan
Irigasi Kumisik .
Untuk keperluan perencanaan diperlukan data-data
sebagai berikut :
- Peta topografi dengan skala 1 : 50.000 ; 1 : 25.000 atau 1 : 5.000.
- Kebutuhan air irigasi dan pembuang.
- Kondisi fasilitas pemberi air irigasi dan pembuang (gambar-gambar
perencanaan dan/ atau gambar-gambar purnalaksana).
- Prosedur
eksploitasi yang berlaku.
DATA PERENCANAAN DESAIN JARINGAN PEMBUANG
§ Perencanaan
jaringan pembuang terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut :
-
Penentuan
trase saluran pembuang.
- Penentuan
kapasitas debit rencana pembuang.
- Penentuan
muka air rencana pembuang.
- Penentuan
dimensi saluran dan tanggul.
§ Untuk
perencanaan saluran pembuang diperlukan data-data sebagai berikut :
-
Peta
Topografi :
Peta
dengan skala 1 : 25.000 atau 1 : 50.000 untuk trase pendahuluan/trase yang
sudah ada (existing).
- Peta
jaringan irigasi dan pembuang :
Untuk penentuan luas daerah irigasi dan daerah yang akan
dibuang airnya serta muka air yang dibutuhkan.
-
Modulus
pembuang :
Untuk menentukan kapasitas saluran pembuang.
-
Peta
tanah :
Untuk menentukan kemiringan saluran yang stabil.
-
Karakteristik
tanah :
Untuk
menentukan kemiringan talud saluran dan kestabilan bangunan.
1).Peta
topografi dengan jaringan irigasi dan pembuang dengan skala 1 : 25.000 dan 1 :
50.000.
2).Peta trase
saluran dengan skala 1 : 2.000; dilengkapi dengan garis-garis ketinggian setiap
interval 0,5 m untuk daerah datar atau 1,0 m untuk daerah berbukit-bukit.
3).Profil
memanjang dengan skala horisontal 1 : 2.000 dan skala vertikal 1 : 200 (atau 1 : 100 untuk saluran yang lebih
kecil, jika diperlukan).
4). Potongan
melintang dengan skala1 : 200 (atau 1 : 100 untuk saluran yang lebih kecil jika
diperlukan) dengan interval garis kontur 50 m untuk potongan lurus dan 25 m
untuk potongan melengkung.
Penggunaan peta foto udara dan ortofoto yang dilengkapi
dengan garis-garis ketinggian sangat penting artinya, khususnya untuk
perencanaan tata letak.
SISTEMATIKA PENDEKATAN TEKNIS
PERENCANAAN REHABILITASI DAN UPGRADING
Pekerjaan
perencanaan dengan pendekatan partisipatif diperlukan untuk mendapatkan dokumen
dalam rangka pelaksanaan Rehabilitasi dan Upgrading suatu jaringan yang
memenuhi kebutuhan pemakai air dari hasil kesepakatan dengan P3A/Gabungan P3A.
Desain
Rehabilitasi dan Upgrading bertujuan menyiapkan dokumen perencanaan untuk
sistem jaringan yang sudah ada (jaringan lama tetapi ada kerusakan) menjadi
sistem jaringan irigasi yang lebih baik. Hal ini berbeda dengan perencanaan
pembangunan jaringan irigasi baru, yaitu menyiapkan dokumen perencanaan untuk
sistim jaringan yang tidak ada (belum ada jaringan) menjadi ada (jaringan
baru).
Rehabilitasi
adalah suatu proses perbaikan sistem jaringan yang meliputi perbaikan fisik
atau non fisik (sistem O&P, management, institusi dll.) untuk mengembalikan
tingkat pelayanan sesuai dengan desain semula atau ke tingkat maksimum yang
dapat dicapai sesuai kondisi lapangan saat ini.
Upgrading
adalah suatu proses perbaikan sistem irigasi yang meliputi fisik dan non fisik
untuk meningkatkan fungsi pelayanan sistem yang lebih tinggi dari kondisi
Desain semula dan yang ada saat ini, baik melalui peningkatan kondisi jaringan,
perluasan areal, penerapan teknologi ataupun optimalisasi.
Jika
data perencanaan lama tersedia dan masih cocok dengan kondisi lapangan saat
ini, maka perencanaan Rehabilitasi dan Upgrading tidak perlu melakukan proses
perencanaan ulang secara total, tetapi cukup melakukan perencanaan perbaikan.
Perbaikan meliputi : melengkapi data, perbaikan analisa dan penyempurnaan
desain saluran/bangunan.
JENIS PEKERJAAN REHABILITASI
Rehabilitasi dilakukan di Jaringan Irigasi dan dipilih
untuk dimasukkan program EOM. Jadi Rehabilitasi adalah pekerjaan
perbaikan/penyempurnaan jaringan/saluran dan bangunan sebagai persiapan untuk
pengenalan EOM, yang pengelolaannya dilakukan oleh P3A dan Gabungan P3A atas
prinsip pemberdayaan.
Jenis kegiatan yang termasuk dalam pekerjaan Rehabilitasi
diuraikan sebagai berikut:
1. Pengikut-sertaan
P3A dan Gabungan P3A
a.
Pengikut-sertaan P3A dan Gabungan P3A dalam penelusuran
jaringan irigasi/ PSTK dengan methode PPKP.
b.
P3A dan Gabungan P3A bersama KPL membuat usulan
perbaikan, prioritas,tata letak dan jenis bangunan dalam penentuan lay-out.
c.
P3A dan Gabungan P3A mengikuti pertemuan pemaduan Desain.
d.
Membuat kesepakatan rencana konstribusi petani dan
pemberdayaan sumber daya lokal yang ada di desa.
e.
Membentuk dan mengembangkan P3A dan Gabungan P3A secara
demokratis (dikerjakan oleh unit lain).
2. Perbaikan dan
penyempurnaan Bendung dan bangunan pelengkapnya, antara lain:
a.
Memperbaiki tembok yang pecah dan/atau penyempurnaan.
b.
Memperbaiki atau mengganti pintu-pintu karena rusak
akibat dimakan umur, kurang sempurna konstruksi dan/atau pemasangannya.
c. Memperpanjang tembok sayap.
d. Melengkapi bendung dengan konstruksi
pengaman terhadap gerusan dan longsoran.
e. Memperbaiki/melengkapi alat ukur debit
air pada intake.
f.
Memperbaiki dan menyempurnakan kantong lumpur, antara
lain :
g.
Menambah tembok alur pemisah penguras, memperbaiki dan
mengganti pintu - pintu penguras, sadap atau pengatur, memperbaiki
tembok-tembok yang rusak dan lain sebagainya
3. Perbaikan dan penyempurnaan saluran irigasi dan
saluran pembuang, antara lain:
a.
Memperbaiki profil saluran ke profil hidraulis rencana.
b. Memperbaiki dinding tanggul saluran
yang rusak.
c. Perbaikan pada linning saluran.
e. Memperbaiki dan menyempurnakan saluran
pembuang utama dan sekunder dan bangunan-bangunan yang terkait.
f.
Memperbaiki dan menyempurnakan jalan inspeksi.
4.Perbaikan dan penyempurnaan bangunan-bangunan
air antara lain :
a.
Memperbaiki dan menyempurnakan bangunan bagi/sadap,
misalnya :
Memperbaiki
tembok-tembok yang pecah, belum sempurna sesuai Desain, menambah konstruksi
pengaman, memperbaiki pintu yang rusak atau salah pasang, memodifikasi alat
ukur debit yang pemilihan tipenya kurang tepat, memodifikasi pintu sorong
pengatur menjadi pintu alat pengukur pengatur, memodifikasi skotbalk menjadi
pintu sorong pengatur dan lain sebagainya.
b.
Memperbaiki dan menyempurnakan bangunan pengatur muka air
(bangunan terjun, pelimpah samping, siphon, talang dsb.).
c.
Menambah atau menyempurnakan bangunan pengukur debit di
saluran induk di batas Koordinator Satuan Kerja, di setiap ujung saluran
sekunder dan pintu sadap tersier (yang mengairi lebih dari 10 ha) dan di
tempat-tempat lain yang diperlukan untuk kebutuhan operasi.
5. Membuat atau memperbaiki bangunan-bangunan
pelengkap, seperti :
a. Jembatan untuk orang dan hewan
b. Tangga cuci dan tempat kubangan hewan
c. Membuat dan memasang papan operasi,
benchmark dan patok-patok hektometer dan kilometer serta pagar-pagar pengaman
d.
Memasang atau memperbaiki alat-alat telekomunikasi
e.
Membuat dan/atau menyempurnakan kantor dan rumah dinas
sesuai dengan kebutuhan dan standar, dengan ketentuan :
-
Kantor
dan Koordinator Satuan Kerja
-
Rumah
Dinas untuk Koordinator Satuan Kerja Pengairan, Mantri Pengairan dan Penjaga
Bendung/Bangunan Bagi yang besar
-
Gudang
di tempat yang diperlukan
f. Membuat kantor dan/atau Ruang
Pertemuan Gabungan P3A (bila diperlukan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar