Data Apa Saja Yang Diperlukan Untuk Perencanaan Bendung? Cari Tahu Disini... - academia ENGINEERING

Artikel Terbaru

Iklan

Iklan Atas Post

Ads Here Call 08562670757

Minggu, 24 Februari 2019

Data Apa Saja Yang Diperlukan Untuk Perencanaan Bendung? Cari Tahu Disini...



             DATA KAJIAN BANGUNAN BENDUNG
Kajian bangunan bendung yang sudah ada sangat diperlukan untuk menentukan tinggi pembendungan dan tinggi empangan di sungai, dengan memperhatikan berbagai masalah lain yang mempengaruhinya selama masa pengoperasiannya.
q Data Umum
Data umum yang diperlukan untuk pembuatan bendung adalah :
-      Data topografi
-      Data hidrologi
-      Data geoteknik
q  Data yang diperlukan berdasarkan keperluannya
Data yang diperlukan untuk kajian bangunan bendung ditinjau dari keperluannya:
1).Untuk irigasi, diperlukan data:
§  Luas daerah yang akan diairi.
§  Kebutuhan air yang tergantung pada jenis tanaman, pola tanam, waktu dan sebagainya.
§  Data hidraulik dan geometri struktur bangunan antara lain bangunan  bagi pertama.
§  Ketersediaan dan kualitas air.
§  Kandungan sedimen.
§  Data dituangkan dalam gambar-gambar jaringan dan petak irigasi.
2)                             Untuk perikanan, diperlukan data-data :
§ Jumlah air yang dibutuhkan untuk operasi.
§ Peralatan (antara lain pompa, aerasi) yang diperlukan untuk budi daya.
§ Kualitas air.
3).Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, diperlukan data :
§ Kebutuhan pembendungan untuk melayani jaringan air minum.
§ Volume air yang dibutuhkan per satuan waktu.
§ Cara, teknik penyadapan dan distribusi air serta kualitas air.
    4).  Untuk prasarana pembangkit listrik tenaga air diperlukan data tinggi tekan  dan debit air untuk :
§  Menggerakan turbin.
§  Kapasitas turbin.
§  Sistem operasi pembangkitan turbin.
§  Kualitas air.
5).  Untuk prasarana pengatur atau pengendali banjir dan atau muatan sedimen diperlukan data :
§  Daerah yang perlu diamankan.
§  Kapasitas pengaliran sungai atau cabang sungai dalam hal menyangkut banjir dan sedimen.
6)                          Untuk pengendali dasar sungai, diperlukan data :
§  Geometri sungai yang lebih luas.
§  Data bangunan air di udik dan hilirnya yang akan terpengaruh oleh bangunan yang akan didesain.
    7).  Untuk pelimpah kantong penangkap sedimen (antara lain lahar, hasil erosi medan) diperlukan data : jenis, jumlah, sifat material sedimen yang akan melewati bendung.
8)                       Untuk prasarana navigasi diperlukan data :
§  Keadaan pasang surut muka air laut.
§  Gelombang.
9)                        Untuk penghadang instrusi air asin diperlukan data :
§  Kegaraman dari muara, baik pada musim hujan maupun kemarau.
§  Keadaan pasang surut muka air laut.
§  Gelombang
DATA MORFOLOGI SUNGAI
q Data Sungai
Data sungai yang diperlukan dengan memperhatikan faktor-faktor antara lain :
1).  Bentuk dan ukuran alur, palung, lembah.
2).  Kemiringan dasar sungai : sungai terjal dan landai.
3).  Lokasi daerah aliran : udik, tengah, hilir, pegunungan dan dataran.
4).  Jenis, sifat lapisan dan material : dasar sungai, tebing dan lembah.
5).  Perubahan geometri sungai ke arah vertikal : sungai beragradasi, sungai berdegradasi, sungai tetap.
6).  Perubahan geometri sungai ke arah horisontal : sungai berliku, lurus, berjalin.
7).  Rembesan air dari atau ke dalam alur : sungai influen dan efluen.
q Data Geometri Sungai
Data geometri sungai berupa bentuk dan ukuran dasar sungai terdalam, alur, palung dan lembah sungai secara vertikal dan horisontal, mencakup parameter:
1).Panjang
2).Lebar
3).Kemiringan
4).Ketinggian
5).Kekasaran, mencakup kekasaran dasar, tebing alur dan palung sungai dapat ditetapkan berdasar perhitungan dengan menggunakan hasil pengukuran, keadaan material dasar sungai dan atau dengan penyelidikan hidraulik atau dengan menggunakan referensi, data tersebut dapat diperoleh dengan cara :
§  Pengukuran langsung di lapangan, untuk membuat peta situasi medan sungai, penampang memanjang dan melintang sungai.
§  Foto udara dan penginderaan jarak jauh untuk peta medan.
q  Data Hidrograf Aliran
Hidrograf aliran yang diperlukan berupa  hidrograf muka air. Hidrograf debit merupakan keluaran parameter data hidrologi di dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan gejalanya yaitu aliran kecil dan besar.
Data yang diperlukan untuk desain yaitu :
1).  Aliran besar atau banjir, diperlukan untuk memperhitungkan keamanan dan resiko terhadap bahaya pelimpasan, tekanan statik dan dinamik aliran terhadap struktur; faktor-faktornya :  debit puncak, selang waktu mencapai puncak aliran, kecepatan naik turunnya aliran, volume aliran/banjir, tinggi banjir, tinggi muka air.
2).  Aliran kecil atau sedang untuk mempelajari antara lain pengaruhnya terhadap geometri sungai dan analisis ketersediaan air untuk rencana pemanfaatan air sungai; faktor yang perlu diketahui : lengkung debit dan hidrograf aliran.
3).  Frekuensi kejadian debit dan muka air sungai, baik untuk debit besar maupun kecil.
4).  Dua metode yang dapat digunakan untuk memperoleh data debit : analisis data aliran sungai hasil survai dan penyelidikan hidrometri dan atau hasil perhitungan hidrolika sungai; penggunaan analisis data hujan harus dilakukan dengan hati-hati terhadap anggapan yang digunakan dalam model hidrologi; kalibrasi dan pengecekan kejadian dengan logika lapangan serta uji model fisik perlu dipertimbangkan.
q  Data Angkutan Sedimen
Data angkutan sedimen diperlukan adalah data yang berkaitan dengan gejala, parameter  dan ukuran  dalam  dimensi ruang dan waktu,  gejala-gejala  yang  dapat
menimbulkan masalah tersebut diketahui dari hasil pengamatan, pengukuran periodik, dan bila perlu ditunjang dengan uji model hidraulika, gejala angkutan sedimen yang biasa dijumpai adalah :
1).  Angkutan atau muatan sedimen berupa muatan dasar dan muatan layang dengan parameter : jenis material, gradasi diamater butir dan volume atau berat per satuan waktu; penggunaan  rumus-rumus angkutan sedimen harus dilakukan penyesuaian terlebih dahulu dengan kondisi lapangan terutama sifat morfologi dan geologi sungai.
2).  Degradasi atau penurunan dasar alur dan atau palung sungai, dengan   parameter : panjang, lebar dan dalam.
3).  Agradasi/sedimentasi atau peninggian dasar alur dan atau palung sungai dengan parameter : panjang, lebar dan dalam dikaitkan dengan satuan volume, dan waktu.
4).  Penggerusan lokal sebagai akibat gangguan terhadap aliran sungai oleh struktur alam atau buatan, dengan parameter : panjang, letak dan dalam tempatnya dikaitkan dengan satuan waktu.
5).  Penggerusan tebing akibat aliran helikoidal atau spiral dan atau pusaran air yang dapat mengakibatkan longsoran tebing;  parameternya meliputi : panjang, lebar dan dalam.
6).  Gejala berlikunya sungai didaerah yang memanjang dengan parameternya panjang dan lebar, tertuang pada denah.
7).  Pengendapan lokal, yaitu pengendapan material yang terjadi antara lain mengikuti proses penggerusan lokal/penggerusan tebing atau berlikunya sungai.
8).  Berjalin, yaitu kombinasi gejala berlikunya sungai dan pengendapan setempat yang banyak jumlahnya : parameternya meliputi panjang, lebar, dalam  dan denah, yang besarnya umumnya lebih panjang dari pada sungai berliku.
9).  Benturan dan abrasi oleh material batu pasir keras yang terbawa aliran terhadap struktur bangunan, tebing dan dasar sungai.
10).  Penghanyutan material oleh rembesan (gejala erosi buluh) pada sisi kiri, kanan dan dibawah  bangunan air, dengan parameternya berupa diameter dan volume per satuan waktu.
q  Data Bangunan Air
Data bangunan air yang dimaksud adalah tempat dan jenis atau tipe semua bangunan dan bangunan umum lain di sungai yang mempunyai dampak timbal balik terhadap morfologi sungai di bagian udik dan hilir bangunan tersebut.
q  Data Hidraulika Bangunan Air
Data hidraulika bangunan air meliputi :
1).  Penentuan bentuk hidraulika yang aman bagi bangunan dan atau bagian-bagiannya, harus diperhitungkan perubahan morfologi sungai dan sifat-hidrauliknya yang akan terjadi.
2).  Sifat hidraulik bangunan tercermin dalam rumus-rumus yang menyatakan hubungan antara gejala dan parameter aliran; sifat tersebut sangat bergantung kepada tipe, ukuran dan operasi bangunan.
3).  Rumus tersebut di atas antara lain : rumus tentang kapasitas peluapan, peredam energi, penggerusan setempat, perkolasi, lengkung debit, pengendalian angkutan sedimen, penjalaran gelombang dan kavitasi.
4).  Koefisien  dalam rumus untuk desain hidraulik, ditetapkan berdasarkan tipe dan ukuran bangunan dan unsur morfologi sungai; koefisien ini diperoleh dari hasil analisis penyelidikan dan pengujian di laboratorium, di lapangan dan atau dari pustaka yang umum digunakan dan sudah teruji kesahihannya.
q  Data Aspek Lingkungan
Data aspek lingkungan untuk  AMDAL yang mempengaruhi perubahan morfologi sungai antara lain : penambangan bahan galian C, pekerjaan pengerukan, perbaikan alur sungai, pembuangan material ke sungai, transportasi sungai, pengaruh kelautan (antara lain kegaraman, sedimentasi dan erosi akibat gelombang, arus dan pasang surut). Morfologi sungai juga dapat berubah akibat dibangunnya bangunan di sungai, dan nilai fungsi, kestabilan dan keamanan bangunan yang ada.
             DATA GEOTEKNIK
Data geoteknik yang diperlukan bagi pekerjaan desain bendung diantaranya :
1).   Geomorfologi disekitar daerah rencana bendung/lokasi bendung yang meliputi:
·     Penyebaran keadaan daerah (dataran, perbukitan atau pegunungan) beserta elevasinya.
·     Pembagian jenis permukaan tanah atau batuan secara umum, dan pola aliran.
2).   Stratigrafi disekitar daerah rencana bendung/lokasi bendung secara umum yang meliputi :
·      Penyebaran tanah atau batuan baik secara vertikal maupun horisontal dibuat dalam bentuk penampang memanjang dan melintang bendung.
·      Sifat-sifat fisik dan teknik lapisan tanah dan batuan.
3).   Struktur geologi dan  kegempaan  disekitar  daerah rencana bendung/lokasi bendung diantaranya :
·      Lokasi dan sifat daerah patahan, kekar dan longsoran.
·      Lokasi pusat sumber gempa dan perapatan gempa.
4).   Sifat fisik batuan dan tanah di sekitar lokasi rencana bendung/lokasi bendung meliputi : berat jenis, kadar air, konsistensi dan kepadatan, gradasi butiran, keausan, kekerasan, susunan butir tanah/batuan : sifat regangan dan susutan, kandungan mineral.
5).   Sifat rekayasa tanah atau bangunan meliputi : pemampatan, kekuatan geser, modulus elastisitas, kelulusan air, daya dukung.
 DATA BAHAN BANGUNAN
Pemilihan bahan yang akan digunakan untuk bangunan irigasi dan perlengkapannya harus diperhatikan ikhwal sebagai berikut :
1).   Sumber dan jumlah yang tersedia.
2).   Jenis, dan ketahanan umur.
3).   Sifat fisik dan teknik bahan bangunan yang terdiri dari : berat jenis; gradasi butiran; keausan dan kekerasan; kandungan mineral; sifat pemadatan, pemampatan, kekuatan geser, modulus elastisitas dan hasil pemadatan.
4).   Persyaratan kualitas.
5).   Peralatan.
6).   Transportasi (sarana angkutan).
7).   Penyimpanan.
8).   Kemudahan pengerjaan.
9).   Nilai ekonomis.
                     DATA PERMESINAN DAN PERALATAN
Perlengkapan tambahan bangunan irigasi dan bendung (antara lain motor, dan beton precast) yang sudah jadi atau produksi industri agar dipertimbangkan data spesifikasinya, meliputi :
1).   Panjang, lebar, tinggi dan ruang yang diperlukan untuk transportasi, operasi mesin dan alat.
2).   Berat dan gaya-gaya lain yang ditimbulkan oleh mesin dan alat, harus dipikul oleh bangunan bendung.
3).   Cara pemasangan, alat bantu pemasangan dan gaya-gaya yang harus dipikul oleh bangungan bendung pada saat pemasangan mesin dan alat.
            DATA PERENCANAAN DESAIN JARINGAN IRIGASI
Dalam rangka survai untuk keperluan pengukuran dan perencanaan jaringan irigasi akan dilakukan pengkajian terhadap hal-hal sebagai berikut :
1).   Setiap saluran, sungai dan jalan serta bangunan lain yang ada di lokasi tersebut akan ditinjau dan dicatat secara mendetail dan disertai sket keadaannya secara lengkap dan jelas.
2).   Semua peta dan atau gambar yang bersangkutan yang ada, akan dibawa selama peninjauan sampai dimensi yang penting dan elevasi bangunan di lapangan  diukur sekali lagi dan dicatat. Lokasi-lokasi yang berbeda dari peta/gambar yang ada perlu dicatat dan disket. Apabila gambar bangunan tidak tersedia maka sket kecil dengan dimensi yang lengkap akan dibuat sesuai keadaan di lapangan dan sket tersebut dibuat oleh Tim Perencana Penyedia Jasa.
3).   Kebutuhan untuk tanaman di petak sawah dan petak tersier akan ditinjau secara mendalam, berdasarkan studi-studi terdahulu yang digunakan dalam perencanaan Jaringan Irigasi Kumisik .
Untuk keperluan perencanaan diperlukan data-data sebagai berikut :
-     Peta topografi dengan skala 1 : 50.000 ; 1 : 25.000 atau 1 : 5.000.
-     Kebutuhan air irigasi dan pembuang.
-     Kondisi fasilitas pemberi air irigasi dan pembuang (gambar-gambar perencanaan dan/ atau gambar-gambar purnalaksana).
-     Prosedur eksploitasi yang berlaku.
          DATA PERENCANAAN DESAIN JARINGAN PEMBUANG
§  Perencanaan jaringan pembuang terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut :
-     Penentuan trase saluran pembuang.
-     Penentuan kapasitas debit rencana pembuang.
-     Penentuan muka air rencana pembuang.
-     Penentuan dimensi saluran dan tanggul.
§  Untuk perencanaan saluran pembuang diperlukan data-data sebagai berikut :
-     Peta Topografi :
Peta dengan skala 1 : 25.000 atau 1 : 50.000 untuk trase pendahuluan/trase yang sudah ada (existing).
-     Peta jaringan irigasi dan pembuang :
Untuk penentuan luas daerah irigasi dan daerah yang akan dibuang airnya serta muka air yang dibutuhkan.
-     Modulus pembuang :
Untuk menentukan kapasitas saluran pembuang.
-     Peta tanah :
Untuk menentukan kemiringan saluran yang stabil.
-     Karakteristik tanah :
Untuk menentukan kemiringan talud saluran dan kestabilan bangunan.
 §  Data - data topografi yang diperlukan untuk desain saluran pembuang adalah  :
1).Peta topografi dengan jaringan irigasi dan pembuang dengan skala 1 : 25.000 dan 1 : 50.000.
2).Peta trase saluran dengan skala 1 : 2.000; dilengkapi dengan garis-garis ketinggian setiap interval 0,5 m untuk daerah datar atau 1,0 m untuk daerah berbukit-bukit.
3).Profil memanjang dengan skala horisontal 1 : 2.000 dan skala vertikal 1 : 200     (atau 1 : 100 untuk saluran yang lebih kecil, jika diperlukan).
4).  Potongan melintang dengan skala1 : 200 (atau 1 : 100 untuk saluran yang lebih kecil jika diperlukan) dengan interval garis kontur 50 m untuk potongan lurus dan 25 m untuk potongan melengkung.
Penggunaan peta foto udara dan ortofoto yang dilengkapi dengan garis-garis ketinggian sangat penting artinya, khususnya untuk perencanaan tata letak.
 SISTEMATIKA PENDEKATAN TEKNIS PERENCANAAN REHABILITASI DAN UPGRADING
Pekerjaan perencanaan dengan pendekatan partisipatif diperlukan untuk mendapatkan dokumen dalam rangka pelaksanaan Rehabilitasi dan Upgrading suatu jaringan yang memenuhi kebutuhan pemakai air dari hasil kesepakatan dengan P3A/Gabungan P3A.
Desain Rehabilitasi dan Upgrading bertujuan menyiapkan dokumen perencanaan untuk sistem jaringan yang sudah ada (jaringan lama tetapi ada kerusakan) menjadi sistem jaringan irigasi yang lebih baik. Hal ini berbeda dengan perencanaan pembangunan jaringan irigasi baru, yaitu menyiapkan dokumen perencanaan untuk sistim jaringan yang tidak ada (belum ada jaringan) menjadi ada (jaringan baru).
Rehabilitasi adalah suatu proses perbaikan sistem jaringan yang meliputi perbaikan fisik atau non fisik (sistem O&P, management, institusi dll.) untuk mengembalikan tingkat pelayanan sesuai dengan desain semula atau ke tingkat maksimum yang dapat dicapai sesuai kondisi lapangan saat ini.
Upgrading adalah suatu proses perbaikan sistem irigasi yang meliputi fisik dan non fisik untuk meningkatkan fungsi pelayanan sistem yang lebih tinggi dari kondisi Desain semula dan yang ada saat ini, baik melalui peningkatan kondisi jaringan, perluasan areal, penerapan teknologi ataupun optimalisasi.
Jika data perencanaan lama tersedia dan masih cocok dengan kondisi lapangan saat ini, maka perencanaan Rehabilitasi dan Upgrading tidak perlu melakukan proses perencanaan ulang secara total, tetapi cukup melakukan perencanaan perbaikan. Perbaikan meliputi : melengkapi data, perbaikan analisa dan penyempurnaan desain saluran/bangunan.
                 JENIS PEKERJAAN REHABILITASI
Rehabilitasi dilakukan di Jaringan Irigasi dan dipilih untuk dimasukkan program EOM. Jadi Rehabilitasi adalah pekerjaan perbaikan/penyempurnaan jaringan/saluran dan bangunan sebagai persiapan untuk pengenalan EOM, yang pengelolaannya dilakukan oleh P3A dan Gabungan P3A atas prinsip pemberdayaan.
Jenis kegiatan yang termasuk dalam pekerjaan Rehabilitasi diuraikan sebagai berikut:
1.  Pengikut-sertaan P3A dan Gabungan P3A
a.   Pengikut-sertaan P3A dan Gabungan P3A dalam penelusuran jaringan irigasi/ PSTK dengan methode PPKP.
b.   P3A dan Gabungan P3A bersama KPL membuat usulan perbaikan, prioritas,tata letak dan jenis bangunan dalam penentuan lay-out.
c.   P3A dan Gabungan P3A mengikuti pertemuan pemaduan Desain.
d.   Membuat kesepakatan rencana konstribusi petani dan pemberdayaan sumber daya lokal yang ada di desa.
e.   Membentuk dan mengembangkan P3A dan Gabungan P3A secara demokratis (dikerjakan oleh unit lain).
2.  Perbaikan dan penyempurnaan Bendung dan bangunan pelengkapnya, antara lain:
a.   Memperbaiki tembok yang pecah dan/atau penyempurnaan.
b.   Memperbaiki atau mengganti pintu-pintu karena rusak akibat dimakan umur, kurang sempurna konstruksi dan/atau pemasangannya.
c.   Memperpanjang tembok sayap.
d.   Melengkapi bendung dengan konstruksi pengaman terhadap gerusan dan longsoran.
e.   Memperbaiki/melengkapi alat ukur debit air pada intake.
f.    Memperbaiki dan menyempurnakan kantong lumpur, antara lain :
g.   Menambah tembok alur pemisah penguras, memperbaiki dan mengganti pintu - pintu penguras, sadap atau pengatur, memperbaiki tembok-tembok yang rusak dan lain sebagainya
3. Perbaikan dan penyempurnaan saluran irigasi dan saluran pembuang, antara lain:
a.    Memperbaiki profil saluran ke profil hidraulis rencana.
b.   Memperbaiki dinding tanggul saluran yang rusak.
c.    Perbaikan pada linning saluran.
              d.   Penyempurnaan saluran, dimana perlu linning pada ruas-ruas saluran yang melewati                    lokasi  yang ada penduduknya, sekitar tikungan tajam yang tergerus di saluran atau di                      tempat-tempat dengan kehilangan air karena rembesan tinggi yang sudah dibuktikan.
e.   Memperbaiki dan menyempurnakan saluran pembuang utama dan sekunder dan bangunan-bangunan yang terkait.
f.    Memperbaiki dan menyempurnakan jalan inspeksi.
4.Perbaikan dan penyempurnaan bangunan-bangunan air antara lain :
a.   Memperbaiki dan menyempurnakan bangunan bagi/sadap, misalnya :
Memperbaiki tembok-tembok yang pecah, belum sempurna sesuai Desain, menambah konstruksi pengaman, memperbaiki pintu yang rusak atau salah pasang, memodifikasi alat ukur debit yang pemilihan tipenya kurang tepat, memodifikasi pintu sorong pengatur menjadi pintu alat pengukur pengatur, memodifikasi skotbalk menjadi pintu sorong pengatur dan lain sebagainya.
b.   Memperbaiki dan menyempurnakan bangunan pengatur muka air (bangunan terjun, pelimpah samping, siphon, talang dsb.).
c.   Menambah atau menyempurnakan bangunan pengukur debit di saluran induk di batas Koordinator Satuan Kerja, di setiap ujung saluran sekunder dan pintu sadap tersier (yang mengairi lebih dari 10 ha) dan di tempat-tempat lain yang diperlukan untuk kebutuhan operasi.
5.   Membuat atau memperbaiki bangunan-bangunan pelengkap, seperti :
a.   Jembatan untuk orang dan hewan
b.   Tangga cuci dan tempat kubangan hewan
c.   Membuat dan memasang papan operasi, benchmark dan patok-patok hektometer dan kilometer serta pagar-pagar pengaman
d.   Memasang atau memperbaiki alat-alat telekomunikasi
e.   Membuat dan/atau menyempurnakan kantor dan rumah dinas sesuai dengan kebutuhan dan standar, dengan ketentuan :
-     Kantor dan Koordinator Satuan Kerja
-     Rumah Dinas untuk Koordinator Satuan Kerja Pengairan, Mantri Pengairan dan Penjaga Bendung/Bangunan Bagi yang besar
-     Gudang di tempat yang diperlukan
f.    Membuat kantor dan/atau Ruang Pertemuan Gabungan P3A (bila diperlukan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan Bawah Post

Ads Here Call 08562670757