001. (Yang Maha Pemurah) yakni Allah swt.
002. (Telah mengajarkan) kepada siapa yang
dikehendaki-Nya (Alquran).
003. (Dia menciptakan manusia) jenis
manusia.
004. (Mengajarinya pandai berbicara) atau
dapat berbicara.
005. (Matahari dan bulan menurut perhitungan)
maksudnya, keduanya beredar menurut perhitungan.
006. (Dan tumbuh-tumbuhan) jenis
tumbuh-tumbuhan yang tidak mempunyai batang (dan pohon-pohonan) jenis
tumbuh-tumbuhan yang memiliki batang (kedua-duanya tunduk kepada-Nya) keduanya
tunduk kepada apa yang dikehendaki-Nya
007. (Dan Dia telah meninggikan langit dan
meletakkan neraca) yaitu menetapkan keadilan.
008. (Supaya kalian jangan melampaui batas)
agar kalian jangan berbuat curang (dalam timbangan itu) maksudnya dalam
menimbang sesuatu dengan mempergunakan timbangan itu.
009. (Dan tegakkanlah timbangan itu dengan
adil) artinya tidak curang (dan janganlah kalian mengurangi timbangan itu)
maksudnya mengurangi barang yang ditimbang itu.
010. (Dan bumi telah diletakkan-Nya) telah
dimantapkan-Nya (untuk semua makhluk) untuk manusia, jin, dan lain-lainnya.
011. (Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon
kurma) yang ditanam dan dipelihara (yang mempunyai kelopak mayang) memiliki
kelopak-kelopak di bagian atasnya.
012. (Dan biji-bijian) seperti gandum dan
jawawut (yang berbulir) yang ada merangnya (dan daun-daunan yang harum baunya)
wangi baunya.
013. (Maka manakah nikmat-nikmat) atau
karunia-karunia (Rabb kamu berdua) hai manusia dan jin (yang kamu dustakan?)
ayat ini disebutkan di dalam surah ini sebanyak tiga puluh satu kali. Istifham
atau kata tanya yang terdapat dalam ayat ini mengandung makna taqrir atau
menetapkan, demikian itu karena ada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam
Hakim melalui Jabir r.a. yang telah menceritakan, bahwa Rasulullah saw.
membacakan kepada kami surah Ar Rahman hingga selesai. Kemudian beliau
bersabda, "Mengapa kalian ini diam saja?" Sungguh jin lebih baik
jawabannya daripada kalian. Karena sesungguhnya tiada sekali-kali aku bacakan
kepada mereka ayat ini, "Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu berdua yang
kamu dustakan?" (Q.S. Ar Rahman, 13) melainkan mereka menjawabnya,
"Wahai Rabb kami, tiada satu pun nikmat-Mu yang kami dustakan, bagi-Mu
segala puji."
014. (Dia menciptakan manusia) yakni Nabi
Adam (dari tanah kering) tanah kering yang apabila diketuk akan mengeluarkan
suara berdenting (seperti tembikar) seperti tanah liat yang dibakar.
015. (Dan Dia menciptakan jin) yakni bapak
moyang jin, yaitu iblis (dari nyala api) yaitu nyala api yang tidak berasap
016. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
017. (Rabb yang memelihara kedua tempat
terbit matahari) yaitu tempat terbitnya di waktu musim dingin dan tempat
terbitnya di waktu musim panas (dan Rabb yang memelihara kedua tempat
terbenamnya) penafsirannya seperti pada yang pertama tadi.
018. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
019. (Dia membiarkan) atau melepaskan (dua
laut) yang airnya tawar dan yang asin (saling bertemu) menurut pandangan mata.
020. (Antara keduanya ada batas) ada
penghalang yang membatasi keduanya dari kekuasaan Allah swt. (yang tidak
dilampaui oleh masing-masing) yang satu melampaui yang lainnya sehingga
bercampur.
021. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
022. (Keluarlah) dapat dibaca Yakhruju. dan
Yukhraju (daripada keduanya) dari pertemuan di antara keduanya, yakni dari
bagian yang airnya asin (mutiara dan marjan) marjan artinya batu yang berwarna
merah atau yang dimaksud adalah mutiara yang kecil.
023. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
024. (Dan kepunyaan-Nyalah bahtera-bahtera)
perahu-perahu (yang dibangun) yang dibuat (di lautan laksana gunung-gunung)
lautan besar yang tingginya bagaikan gunung-gunung.
025. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
026. (Semua yang ada di bumi itu) yakni
semua makhluk hidup yang ada padanya (akan binasa) akan mati; di sini
diungkapkan semua makhluk hidup dengan memakai kata Man, karena memprioritaskan
makhluk yang berakal.
027. (Dan tetap kekal Zat Rabbmu) yakni
Zat-Nya (Yang mempunyai kebesaran) atau keagungan (dan kemuliaan) Yang Maha
Dermawan kepada orang-orang mukmin dengan melimpahkan nikmat-nikmat-Nya kepada
mereka.
028. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
029. (Semua yang ada di langit dan di bumi
selalu meminta kepada-Nya) baik melalui ucapan mereka atau pun perbuatan
mereka, yaitu meminta apa-apa yang mereka perlukan berupa kekuatan untuk
menjalankan ibadah, rezeki, ampunan dan lain sebagainya. (Setiap hari) setiap
waktu (Dia dalam suatu perkara) yaitu perkara yang hendak dilahirkan-Nya sesuai
dengan apa yang telah ditentukan-Nya sejak zaman Azali antara lain,
menghidupkan, mematikan, memuliakan, menghinakan, memberikan kecukupan,
memiskinkan, mengabulkan doa dan memenuhi yang meminta.
030. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
031. (Kami akan menyelesaikan kamu
sekalian) artinya, Kami hendak menghisab kalian semuanya (hai manusia dan jin)
hai jenis manusia dan jenis jin.
032. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
033. (Hai semua jin dan manusia, jika
kalian sanggup menembus) melintasi (penjuru) atau kawasan-kawasan (langit dan
bumi, maka lintasilah) perintah di sini mengandung makna yang menunjukkan
ketidakmampuan mereka untuk melakukan hal tersebut (kalian tidak dapat
menembusnya melainkan dengan kekuatan) dan kalian tidak akan mempunyai kekuatan
untuk itu.
034. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
035. (Kepada kamu berdua akan dilepaskan
nyala api) yakni nyala api yang tidak berasap atau nyala api yang berasap (dan
asap) yaitu asap murni yang tidak ada nyala apinya (maka kamu berdua tidak akan
dapat menyelamatkan diri) daripadanya, bahkan kalian kelak akan digiring ke
padang Mahsyar.
036. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
037. (Maka apabila langit telah terbelah)
artinya, terbuka pintu-pintunya karena turunnya malaikat-malaikat (dan menjadi
merah mawar) memerah seperti warna bunga mawar (seakan-akan kilapan minyak)
bagaikan minyak yang berwarna merah berbeda keadaannya dengan yang biasa. Di
dalam ungkapan ayat ini terkandung jawabannya, yakni apabila saat itu datang,
betapa dahsyatnya kengerian dan ketakutan melihatnya.
038. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?).
039. (Pada waktu itu manusia dan jin tidak
ditanya tentang dosanya) tetapi mereka akan ditanya mengenai dosanya di lain
waktu, karena ini merupakan suatu janji sebagaimana yang diungkapkan di dalam
firman lainnya, yaitu, "Maka demi Rabbmu, Kami pasti akan menanyai mereka
semua." (Q.S. Al Hijr, 92) Lafal Al Jaan di sini sebagaimana yang akan
dijelaskan nanti adalah bermakna jin, dan lafal Al Insu artinya manusia.
040. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
041. (Orang-orang yang berdosa dikenal
dengan tanda-tandanya) yakni, mukanya berwarna hitam dan matanya berwarna biru
(lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka).
042. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?) Keadaan orang-orang yang berdosa pada saat itu,
kedua telapak kaki mereka disatukan dengan ubun-ubunnya dari arah belakang,
yaitu dilipat lalu mereka dilemparkan ke dalam neraka dan dikatakan kepada
mereka,
043. ("Inilah neraka Jahanam yang
didustakan oleh orang-orang yang berdosa").
044. (Mereka berkeliling) yakni berjalan
dengan cepat (di antaranya dan di antara air yang mendidih yaitu air panas
(yang memuncak panasnya) panasnya tak terperikan, lalu mereka diberi minum air
panas tersebut apabila mereka meminta tolong karena panasnya api neraka; lafal
Anin termasuk Isim Manqush, sama halnya dengan lafal Qaadhin.
045. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
046. (Dan bagi orang yang takut) bagi
masing-masing dari mereka atau bagi mereka semuanya (akan saat menghadap
Rabbnya) yaitu takut manakala ia berdiri di hadapan Rabbnya untuk menjalani
hisab. Oleh karena itu, maka ia tidak mau berbuat durhaka kepada-Nya (ada dua
taman).
047. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
048. (Kedua taman itu mempunyai) lafal
Dzawaata adalah bentuk Tatsniyah dari lafal Dzawaat sesuai dengan bentuk
asalnya; dan Lam fi'ilnya pada asalnya adalah huruf Ya (pohon-pohon yang
rindang) banyak tangkainya; merupakan bentuk jamak dari lafal Fananun yang
wazannya sama dengan lafal Thalalun.
049. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
050. (Di dalam kedua taman surga itu ada
dua buah mata air yang mengalir).
051. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
052. (Di dalam kedua taman surga itu
terdapat segala macam buah-buahan) di dunia atau semua yang dianggap sebagai
buah-buahan (yang berpasang-pasangan) yakni dua jenis-dua jenis, ada yang basah
dan ada yang kering. Buah Hanzhal yang di dunia terasa amat pahit, tetapi di
surga akan terasa manis.
053. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
054. (Mereka bersandarkan) menjadi Hal atau
kata keterangan keadaan dari 'Amilnya yang tidak disebutkan, yakni mereka
bersenang-senang seraya bersandarkan (di atas permadani yang bagian dalamnya
terbuat dari sutera) yaitu sutera yang tebal lagi kasar, sedangkan bagian
luarnya yang diduduki terbuat dari sutera yang halus sekali. (Dan buah-buahan
kedua surga itu) semua buah-buahannya (dapat dipetik dari dekat) artinya, dekat
sekali letaknya sehingga mudah dipetik, baik oleh orang yang sedang berdiri
maupun yang duduk dan yang sedang berbaring.
055. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
056. (Di dalam surga itu) maksudnya, dalam
kedua surga itu dan pada gedung-gedung dan istana-istana yang ada di dalamnya
(ada bidadari-bidadari yang selalu menundukkan pandangan matanya) artinya,
pandangan mereka terbatas hanya kepada suami-suami mereka saja yang terdiri
dari manusia dan jin (tidak pernah disentuh) mereka belum pernah digauli;
mereka terdiri dari bidadari-bidadari atau wanita-wanita dunia yang masuk surga
(oleh manusia sebelum mereka -penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka
dan tidak pula oleh jin).
057. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
058. (Seakan-akan bidadari-bidadari itu
permata yaqut) dalam hal beningnya (dan marjan) maksudnya, putihnya bagaikan
permata.
059. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
060. (Tidak ada) tiada (balasan kebaikan)
atau ketaatan (kecuali kebaikan pula) atau kenikmatan.
061. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
062. (Dan selain dari kedua surga itu)
yakni kedua surga yang telah disebutkan tadi (ada dua surga lagi) yaitu bagi
orang yang takut akan saat menghadap kepada Rabbnya.
063. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
064. (Kedua surga itu hijau tua warnanya)
kelihatan hijau pekat karena sangat hijaunya.
065. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
066. (Di dalam kedua surga itu ada dua mata
air yang memancar) bagaikan air mancur.
067. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
068. (Di dalam keduanya ada buah-buahan dan
kurma serta delima) buah kurma dan delima itu menurut suatu pendapat adalah
sebagaimana aslinya, tetapi menurut pendapat yang lain tidak seperti bentuk
aslinya.
069. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
070. (Di dalam surga-surga itu) di kedua
surga dan apa-apa yang ada di dalamnya itu (ada bidadari-bidadari yang
baik-baik) akhlaknya (lagi cantik-cantik) rupanya.
071. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
072. (Bidadari-bidadari itu-sangat jelita)
mata mereka sangat jelita (mereka dipingit) tertutup (di dalam kemah-kemah)
yang terbuat dari permata yang dilubangi, keadaan mereka diserupakan dengan
gadis-gadis yang dipingit di dalam kemahnya.
073. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
074. (Mereka tidak pernah disentuh oleh
manusia sebelum mereka) sebelum oleh suami-suami mereka (dan tidak pula oleh
jin).
075. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
076. (Mereka bersandarkan) suami-suami
mereka bertelekan; I'rab lafal ayat ini sama dengan sebelumnya (pada
bantal-bantal yang hijau) merupakan bentuk jamak dari lafal Rafrafatun, artinya
permadani atau bantal (dan bergelarkan pada permadani-permadani yang indah)
merupakan bentuk jamak dari lafal 'Abqariyyah, artinya permadani.
077. (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu
berdua yang kamu dustakan?)
078. (Maha Agung nama Rabbmu Yang mempunyai
kebesaran dan Karunia) penafsirannya sebagaimana sebelumnya, dan lafal Ismi
pada ayat ini merupakan Isim Zaaid atau Isim yang ditambahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar