Sajak Teruntuk Sahabat - academia ENGINEERING

Artikel Terbaru

Iklan

Iklan Atas Post

Ads Here Call 08562670757

Sabtu, 24 November 2018

Sajak Teruntuk Sahabat




Wahai sahabatku,

Wahai pendawam dosa atas kesalahan dan kedurhakaan, pengabai perintah Tuhan, pengikut fitnah dan kesesatan, pelupa hari akhir. Sampai kapankah dirimu berada dalam kejahatan dan enggan mendekatkan diri kepada Tuhan ? Dirimu mencari yang tidak akan dicapai. Semua angan dunia ini fana. Azab akherat itu pasti. Dirimu tidak juga yakin dengan rezeki dari Allah dan malah mengingkari perintah Nya.

Wahai sahabat, demi Allah, nasihat tidak lagi bermanfaat bagimu. Berbagai kejadian yang matamu lihat belum juga menyadarkanmu. Perputaran waktu tidak dirimu rasa, apalagi suara kematian, seolah-olah dirimu wahai orang malang, hidup selamanya dan tidak akan mati. Demi Allah, orang yang menebus dosa dan takut neraka telah beruntung dan selamat, sedangkan dirimu masih sibuk berbuat salah dan dosa.

Kesabaran berkurang dan layaklah untuk meratap,

Kalbu menjadi tidak sehat karena dosa,

Ruh menjadi rusak karena perbuatan maksiat,

Uban mengabarkan kematian sebagai berita,

Setiap luka hati telah sembuh, Hati kembali terluka akibat dosa,


Wahai sahabat, tinggalkan dunia ini seperti orang saleh meninggalkannya ! Siapkanlah bekal untuk kepindahan yang pasti terjadi ! Ambilah pelajaran dari berlalunya waktu dan umur ! Wahai orang linglung dan sesat, yang terlena oleh lamanya perjalanan, Allah menangguhkan, tetapi dirimu malah menantang, tidak takut akibat perbuatan maksiat.

Bagaimana mungkin dirimu mengeluh dengan kondisimu kepada Tuhan, sementara musibah yang menimpamu berasal dari Tuhan. Hati terbakar dan air mata berlinang. Penderitaan berkumpul, sementara kesabaran berpencar, bagaimana bisa tenang sang hati, pabila penuh gairah akan kerinduan dan kerisauan akan Tuhan, dengan taubat anugerah sisa hidup ini begitu nikmat.

Masihkah belum menyadari wahai sahabat ? Apakah kematian di depan mata belum mampu merubah hidupmu ? Jasadmu akan meninggalkan dunia, berpisah dengan para saudara-saudara, meneguk gelas kematian, berjumpa dengan buruknya amal, dan kembali kepada Tuhan. Ruhmu apakah layak kembali ke surga sehingga pantas mendapat selamat, atau kah ke neraka sehingga patut berbelasungkawa.

Saat hatimu sesak dan jalanmu sempit, hanya asa kepada ampunan Tuhanlah tangga menuju kebenaran, dosa yang tampak begitu besar tampak kecil di hadapan ampunan Nya, Dia lah Mahapengampun dan pembeli magfirah sebagai anugerah indah bagimu, andai bukan karenanya, tidak seorang pun selamat dari godaan iblis, bagaimana tidak, seorang hamba Tuhan, Nabi Adam a.s pun tidak selamat dari kesesatannya.

Wahai sahabat, bersegeralah bertobat dari dosa ! Ikutilah jejak kamu yang bertobat ! Lewatilah jalan kaum yang kembali kepada Tuhan serta mendapat tobat dan ampunan ! Mereka bangkit di kegelapan malam serta membaca kitab Tuhan dengan jiwa yang cemas dan hati yang bergetar. Meletakkan kening di tanah. Meminta ampunan kepada Zat Yang Mahamelihat namun tidak terlihat.

“Berhentilah di pintu Ku saat datang bencana,

Yakinlah kepada Ku,

Pasti dirimu menemukan sebaik-baik kekasih yang kental,

Jangan menoleh kepada selain Ku,

Dirimu pasti menyesal dan kecewa,

Aku sungguh tidak akan mengecewakanmu bila dirimu bertobat kepada Ku.”

Allah Swt itu Esa. Tidak beranak. Tidak diperanakan. Tempat meminta dan mengadu. Mahamulia dari banyak prasangkaan. Penerima taubat. Pemberi nikmat. Amat kasih terhadap hamba Nya. Sayang kepada hamba yang kembali bertaubat kepada Nya. Menyediakan surga bagi para kekasih Nya. Sebesar apapun seorang bermaksiat, Dia masih menungguinya untuk bertaubat. Allah Swt tiada Pemurah selain Nya. Merindulah kepada Nya. Palingkan dunia, dan raihlah jannah Nya.



Wahai negeriku,

Betapa banyak bencana yang melandamu,

Betapa banyak orang yang ingin memimpinmu,

Betapa banyak rakyat yang menderita didalam naunganmu,

Bukan salahmu,

Betapa banyak pemimpin yang memimpinmu tetapi mereka tidak amanah,

Betapa banyak pemimpin yang mementingkan dirinya sendiri daripada rakyat yang dipimpinnya,

Sadarlah wahai pemimpin negeri ini,

Pertanggungjawabanmu sangat besar pada rakyat negeri ini,

Bila engkau amanah maka jannah yang dirimu dapat,

Bila engkau khianat maka neraka yang dirimu tempa,



Wahai raja jiwaku,
Mengapa engkau lukis dusta pada dinding istanamu,
Kemana panglima diri engkau bawa pergi,
Hingga kisi-kisi hati ternoda benci ?
Sukmaku lelah meratap,
Sukmaku malu menatap,
Sukmaku tertunduk kelu,
Saat sadar diri menyesali anugerah waktu yang berlalu,
Masa yang berlalu tanpa keindahan takwa pada Tuhan ku,
Untaian asa mengikat bahagia,
Menebas sedih dan air mata,
Saat malam itu tiba,
Tangis membahana dalam dada,
Aku bertafakkur . . . aku tersungkur,

Dalam sujud dan rasa syukur,
Aku masih diberi panjang umur,
Ku petik dawai hatiku,
Alunan sukma merambah syahdu,
Aku bangkit, aku berwudlu, aku menyambut Mu,
Ku buka lembar baru,
Cemasku bila tidak sempurna amalku,
Kasih Mu akan menguatkan ragaku,

Saat nafas kian lemah dan aku kembali kepada Mu . . .



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan Bawah Post

Ads Here Call 08562670757